Liputan6.com, Jakarta – Sekarang ada alasan bagi Anda untuk mematikan tombol snooze dan tidur lebih lama di akhir pekan. Studi terbaru menemukan bahwa individu yang mengganti kekurangan tidur di akhir pekan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 20 persen.
“Kompensasi tidur yang cukup dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung,” ujar rekan penulis studi Yanjun Song yang juga merupakan peneliti di Fuwai Hospital Beijing.
“Hubungan ini menjadi lebih jelas di antara individu yang sering mengalami kurang tidur pada hari kerja,” imbuhnya. Tim Song menganalisis data tidur dari 90.900 penduduk Inggris. Hampir 22% – sekitar 19.800 peserta – dikategorikan kurang tidur karena rata-rata mereka tidur kurang dari tujuh jam semalam.
Para peneliti memantau peserta selama hampir 14 tahun, memantau catatan rumah sakit dan kematian akibat penyakit jantung termasuk gagal jantung, fibrilasi atrium, dan stroke. Peserta yang tidur lebih lama memiliki kemungkinan 19% lebih kecil untuk terkena penyakit jantung.
Di antara peserta yang kurang tidur, durasi tidur pengganti tertinggi di akhir pekan berarti risiko penyakit jantung berkurang 20%. Data tidak menunjukkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Nisha Parikh, direktur Program Jantung Wanita di Institut Kardiovaskular Kesehatan Northwell dan Institut Kesehatan Wanita Katz, menyebut penelitian ini sebagai “analisis yang dilakukan dengan baik.”
“Gangguan tidur termasuk kurang tidur telah dikaitkan dengan penyakit kardiometabolik, termasuk hipertensi, diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular,” kata Parikh kepada The Post.