Liputan6.com, Bekasi – Ikan petek adalah salah satu bahan pembuatan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) untuk susu ikan.
Ikan perairan dangkal ini cenderung memiliki nilai jual rendah. Bukan tanpa alasan, ukurannya yang kecil, dagingnya yang sedikit dan tak selezat ikan lain membuat ikan ini tak menjadi favorit banyak orang.
Hal ini disampaikan Direktur Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Widya Rustiyanto.
“Ikannya banyak tapi tidak ekonomis, kan dagingnya tipis, kalau mau diapa-apain enggak bisa. Paling dibikin ikan asin,” ujar Widya saat ditemui di Pabrik PT Berikan Bahari Indonesia cabang Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024).
Hingga kini, lanjut Widya, harga jual ikan petek masih di bawah Rp10.000 per kilogram. Ikan ini masih banyak di lautan dan bukan ikan invasive (invasive species).
“Penyerapan dari ini (HPI) tidak banyak, tapi peteknya masih banyak,” kata Widya.
Kini, ikan petek tak bisa dianggap remeh. Pasalnya, ikan ini mulai jadi perbincangan usai jadi bahan dasar HPI untuk pembuatan susu ikan.
Produk susu ikan adalah hasil olahan HPI yang dibuat di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia, Indramayu.
HPI kemudian dikirim ke pabrik Berikan Bahari di Bekasi untuk dibuat produk turunan seperti susu ikan, cookies, dan bumbu dapur.
Menurut Chief RND and QA PT. Berikan Teknologi Indonesia Iwa Sudawarman, kegiatan yang dilakukan di pabrik Bekasi cenderung sederhana. Yakni mengolah HPI dan menambahkannya dengan bahan-bahan lain menggunakan mesin mixer.