Target penurunan stunting sebesar 14 persen masih belum tercapai meskipun tahun 2024 akan berakhir kurang dari tiga bulan lagi. Sekretaris Utama BKKBN Pusat, Tavif Agus Rayanto menyatakan bahwa angka stunting masih sebesar 21,6 persen dan waktu menuju tahun 2024 hampir habis. Untuk itu, Pelaksana Tugas Kepala BKKBN, Sundoyo mengatakan bahwa strategi penurunan stunting perlu diubah.
Sundoyo menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak bayi dalam kandungan dengan memperhatikan kualitas antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan selama sembilan bulan. Kualitas ANC perlu ditingkatkan untuk dapat mengidentifikasi risiko stunting pada bayi sejak dalam kandungan. Kementerian Kesehatan pun telah menyediakan USG di beberapa puskesmas untuk membantu mengetahui potensi stunting pada bayi yang sedang dikandung.
Data RISKESDAS menunjukkan bahwa pada tahun 2018, prevalensi balita stunting mencapai 30,8 persen, artinya satu dari tiga balita mengalami stunting akibat malnutrisi kronis.
