Ketika berada dalam suasana ibadah, penting bagi pendamping, petugas kloter, dan jemaah lainnya untuk memperhatikan tanda-tanda awal gangguan kejiwaan guna menjaga konsentrasi dan fokus. Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai, di antaranya adalah perubahan perilaku yang mencolok. Jika ada jemaah yang tiba-tiba menjadi pendiam atau mudah tersinggung tanpa alasan yang jelas, hal tersebut bisa menjadi pertanda adanya gangguan kejiwaan. Selain itu, gangguan tidur seperti insomnia juga perlu diperhatikan. Kesulitan tidur atau terbangun di malam hari dapat menunjukkan adanya tekanan psikologis yang perlu diatasi.
Kecemasan atau ketakutan yang berlebihan juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai saat beribadah. Misalnya jemaah yang takut keluar kamar atau panik saat berada di keramaian. Selain itu, disorientasi waktu dan tempat juga bisa menjadi tanda gangguan kejiwaan. Jika jemaah tampak kebingungan, lupa hari, atau kesulitan mengenali orang di sekitarnya, maka perlu dicari solusi untuk membantu mengatasinya.
Perubahan mood yang ekstrem juga harus diperhatikan, seperti jemaah yang tiba-tiba menjadi sedih atau mudah marah tanpa alasan yang jelas. Semua perubahan ini harus diperhatikan secara serius, karena bisa menjadi pertanda adanya gangguan kejiwaan yang perlu penanganan lebih lanjut. Menurut dr. Upi, penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda tersebut dan segera mencari bantuan jika diperlukan.