Penipuan dan pencurian di dunia kripto semakin meningkat pada tahun 2025. Selain skema rekayasa sosial, para pelaku kejahatan kini menggunakan metode yang lebih canggih seperti plugin peramban palsu, dompet keras yang dimodifikasi, serta situs revoker palsu untuk menjebak korban. Mereka menyasar korban dengan teknik yang semakin halus, bahkan bersifat psikologis.
Salah satu contoh skema ekstrem adalah “pig butchering,” di mana korban jatuh ke dalam perangkap emosional oleh pelaku yang menyamar sebagai teman dekat atau pacar online. Setelah membangun kepercayaan, pelaku kemudian memanipulasi korban untuk berinvestasi di platform kripto palsu. Skema ini semakin marak terjadi di Asia dan Amerika Utara.
Modus lain yang digunakan adalah “four-dollar wrench attack,” sebuah istilah yang merujuk pada penipuan dengan kekerasan atau tekanan psikologis, baik secara fisik maupun digital. Pelaku bahkan dapat menggunakan identitas palsu karyawan dari platform kripto terkemuka untuk menipu korban agar memberikan akses ke kunci dompet digital mereka.
Kejahatan ini tidak hanya dilakukan oleh individu, tetapi juga oleh kelompok terorganisir lintas negara. Beberapa serangan bahkan terkait dengan grup siber yang memiliki koneksi dengan Korea Utara, yang menggunakan dana hasil pencurian kripto untuk mendanai aktivitas ilegal lainnya.
