Bitcoin terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi, terutama setelah mencapai puncak harga selama siklus bullish. Data dari EGRAG Crypto menunjukkan bahwa dalam masa lalu, Bitcoin selalu mengalami koreksi tajam setelah mencapai puncak harga. Rata-rata, koreksi mencapai 85%. Menurut analisis EGRAG, pola ini menunjukkan bahwa siklus berikutnya bisa mengalami penurunan sebesar 70-80%, meskipun tidak ada jaminan pasti.
Model pasar dari EGRAG juga memperkirakan bahwa Bitcoin masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi sebelum koreksi besar terjadi. Proyeksi grafik menunjukkan bahwa puncak harga Bitcoin bisa mencapai USD 175.000. Jika skenario ini terwujud, maka kemungkinan penurunan harga bisa mencapai 70-80%, menjatuhkan harga kembali ke kisaran USD 35.000 – USD 52.000.
Hari ini, kontrak opsi saham dan ETF senilai USD 4,9 triliun akan kedaluwarsa, lebih dari 1,2 kali lipat kapitalisasi pasar kripto. Fenomena ini dikenal sebagai triple witching dan seringkali memicu volatilitas besar di pasar tradisional maupun kripto. Analisis dari Crypto Rover mencatat bahwa pola serupa terjadi di masa lalu, seperti penurunan harga Bitcoin setelah expiry Maret 2025 hingga di bawah USD 100.000.
Dengan expiry kali ini, para trader bersiap-siap menghadapi potensi pergerakan harga yang tajam dalam waktu dekat. Bitcoin masih tetap menjadi sorotan utama dalam pasar kripto, namun tetaplah waspada terhadap volatilitas dan potensi koreksi besar yang bisa terjadi.