Presiden Jokowi Kritis dalam Terlibat Dalam Dinamika Kekuat,ungoasan Elite

jatim.jpnn.com, SURABAYA – Pengamat Politik Surokim Abdussalam menyinggung pernyataan Politisi PDIP Aria Bima soal adanya toxic relationship di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.

Peneliti Senior SSC tersebut menilai Jokowi seperti terlalu larut menikmati permainan kekuasaan elite sehingga tidak sadar terseret di pusaran kekuasaan elitis pragmatis.

“Kekuasaan memang laksana candu sehingga para penguasa cenderung untuk mempertahankannya dengan berbagai cara,” ujar Surokim, Kamis (2/11).

Menurutnya, kekuasaan seharusnya berada di hati publik atau masyarakat bawah, bisa menjadi modal dalam menjaga marwah dan kehormatannya.

“Namun, pelan-pelan coba diingkari. Berbeda dengan para negarawan, kekuasaan itu hanyalah medium pengabdian yang terbatas ruang dan waktu,” terangnya.

Kekuasaan dalam keyakinan para pengabdi, lanjut dia, sejatinya lebih banyak dianggap sebagai medium latihan, cobaan dan hakikatnya uji konsistensi para pejabat terhadap kebajikan publik (Virtue Public).

“Sebenarnya tak ada yang harus dipertahankan dengan mati-matian, cara-cara yang melawan kepatutan dan kepantasan publik,” beber Wakil Rektor III Universitas Trunojoyo tersebut.

Dirinya menyarankan, harus ada sosok yang mengingatkan Presiden Jokowi agar bisa kembali istiqomah dalam menjaga nalar kekuasaan pro publik.