Home wisata Revitalisasi KCBN Muaro Jambi: Bangkit dan Jaga Alam serta Lingkungan

Revitalisasi KCBN Muaro Jambi: Bangkit dan Jaga Alam serta Lingkungan

0

Kamis, 1 Agustus 2024 – 10:46 WIB

Muaro Jambi, VIVA – Proses revitalisasi yang sedang berlangsung di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi terus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelindungan alam dan lingkungan.

Dalam upaya memastikan proses revitalisasi ini tidak hanya memperhatikan aspek sejarah dan budaya, tetapi juga melestarikan ekosistem yang ada, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengambil langkah-langkah signifikan dengan mengedepankan perlindungan lingkungan. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan budaya serta kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.

Dalam upaya tersebut, pelestarian KCBN Muarajambi tidak hanya berfokus pada cagar budaya, tetapi juga pada pelindungan alam dan lingkungan. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain melibatkan ahli botani untuk melakukan penelitian menyeluruh terhadap tanaman dan pohon yang terdapat di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tanaman yang ada, memastikan keberagaman flora terjaga, dan menghindari penebangan pohon yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi, Agus Widiatmoko mengatakan pihaknya memahami bahwa revitalisasi KCBN Muarajambi tidak hanya tentang melestarikan warisan budaya, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan hidup. “Oleh karena itu, kami memastikan bahwa proses revitalisasi dilakukan dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya terhadap alam, termasuk melakukan ekskavasi secara manual dengan tangan manusia,” kata dia saat ditemui awak media, Rabu 31 Juli 2024.

Menurutnya hal ini akan menghindari rusaknya lapisan tanah, akar pohon dan temuan-temuan penting yang ada di dalam tanah kawasan tersebut. Saat ini, ada dua candi yang sedang menjalani tahap pemugaran yakni Candi Kotomahligai dan Candi Parit Duku, sementara penelitian pemugaran dilakukan di dua candi lainnya yakni Candi Sialang dan Menapo Alun-alun. Sementara 11 candi utama lainnya seperti Candi Kedaton, dan Candi Astano telah selesai dilakukan pemugaran.

Agus melanjutkan, pihaknya menargetkan proses revitalisasi akan selesai pada Oktober mendatang. Adapun revitalisasi ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari ekskavasi situs-situs arkeologi hingga pemeliharaan bangunan bersejarah. Tim arkeolog dan tenaga ahli telah berhasil mengungkap berbagai artefak penting yang menambah nilai sejarah kawasan ini. Selain itu, upaya konservasi terus dilakukan untuk memastikan keaslian dan kelestarian situs-situs tersebut.

Salah satu aspek penting dalam revitalisasi ini adalah normalisasi dan revitalisasi kanal-kanal kuno yang ada di wilayah Muarajambi. Kanal-kanal ini dulunya memiliki peran penting dalam sistem irigasi, penampung air, pengendali banjir hingga transportasi masyarakat setempat. Uniknya, penggalian dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia untuk tetap mempertahankan layer-layer budaya. Dengan upaya restorasi yang dilakukan, diharapkan fungsi dan kondisi kanal-kanal tersebut dapat kembali seperti semula, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

“Revitalisasi kanal-kanal kuno di Muarajambi merupakan langkah strategis dalam menjaga warisan budaya sekaligus memperbaiki ekosistem lingkungan wilayah ini. Kami berharap, dengan normalisasi kanal, kita tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar serta keberlanjutan lingkungannya,” sambungnya.

Source link

Exit mobile version