Anak-anak terutama di bawah usia lima tahun (balita) adalah kelompok yang rentan terkena penyakit tuberkulosis (TB).
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa sebanyak 100.726 anak di Indonesia terjangkit TB pada tahun 2022. Jumlah tersebut mencakup anak-anak dalam rentang usia 0-14 tahun, dengan 57.024 anak yang terkena TB berusia 0-4 tahun.
Menurut Dr. Muhammad Fahrul Udin, seorang dokter spesialis anak dan konsultan paru-paru anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), TB adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri yang menular melalui udara. Selain dapat menyerang paru-paru, TB juga dapat menyerang kulit, mata, dan organ lainnya.
Dr. Fahrul menjelaskan bahwa anak-anak sangat rentan terhadap penyakit TB karena sistem imun mereka belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami gejala dan cara pencegahan TB.
Beberapa gejala TB pada anak yang perlu diwaspadai oleh orangtua meliputi batuk berkepanjangan selama lebih dari dua minggu, demam yang tidak kunjung reda selama dua minggu, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari tanpa aktivitas fisik, pembengkakan kelenjar getah bening, serta kelelahan dan kelesuan pada anak.
Penularan TB pada anak dapat terjadi melalui udara, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Anak juga lebih rentan tertular TB jika ada anggota keluarga yang menderita TB aktif. Ventilasi yang buruk di rumah juga dapat meningkatkan risiko penularan, sehingga disarankan untuk memastikan rumah terpapar sinar matahari agar kuman mati.
Video di atas menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan pada santri di pesantren untuk mencegah penularan TB. Pesantren merupakan salah satu lingkungan yang rentan terhadap penyakit ini.