Puluhan preman dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) didapatkan dalam Operasi Berantas Jaya di wilayah rawan aksi premanisme. Informasi ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi, pada hari Selasa malam. Ade Ary mengungkapkan bahwa ada 22 preman yang tertangkap karena melakukan pungutan liar di wilayah Jakarta Barat. Mereka melakukan pungutan terhadap para pedagang kaki lima (PKL) tanpa pengakuan dari organisasi mana mereka berasal. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa 22 preman tersebut merupakan anggota dari berbagai ormas seperti Forum Betawi Rempug (FBR), Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, dan Karang Taruna setempat.
Tindakan pungutan liar ini dilakukan dengan berbagai alasan, seperti pungutan bulanan, harian untuk uang kebersihan, dan harian untuk listrik. Polda Metro Jaya terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi terhadap masalah pungutan liar ini. Para preman yang tertangkap akan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui apakah aktivitas pungli mereka terstruktur atau tidak.
Operasi Berantas Jaya dilakukan oleh polisi, TNI, dan Sat Pol PP Jakarta di wilayah rawan aksi premanisme. Operasi dimulai dengan apel di Polsek Kembangan yang dipimpin oleh Kepala Bagian Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi I Ketut Gede Wijatmika. Meskipun diguyur hujan, tim gabungan tetap melaksanakan apel sebelum operasi dimulai. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menanggulangi gangguan premanisme dan menegaskan kehadiran negara di tengah masyarakat.
