Peristiwa geopolitik besar sering kali memicu aksi “flight-to-safety” di pasar keuangan, di mana investor melakukan peralihan ke aset yang dianggap aman, menyebabkan tekanan pada aset berisiko seperti kriptokurensi. Contohnya terjadi pada Februari 2022, ketika Rusia menginvasi Ukraina dan Bitcoin mengalami penurunan hampir 8 persen dalam sehari, turun menjadi sekitar USD 34.000.
Ketegangan di Timur Tengah juga biasanya menciptakan guncangan dalam pasar kripto. Pada April 2024, ketika Iran melancarkan serangan drone ke Israel, harga Bitcoin turun 7 persen, Ethereum 9 persen, dan Solana bahkan turun sebanyak 16 persen hanya dalam hitungan jam.
Pada Juni 2025, serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran menyebabkan harga Bitcoin merosot dari sekitar USD 111.000 ke di bawah USD 98.000. Peristiwa tersebut mengakibatkan penurunan nilai pasar miliaran dolar dan likuidasi posisi leverage lebih dari USD 1 miliar di bursa, sebelum harga akhirnya kembali stabil.getFieldClassification.
