Untuk memastikan pengentasan kemiskinan berjalan optimal dan cepat, Lalu menyarankan agar pemerintah berani berpikir di luar kebiasaan. Dia juga meminta Presiden untuk terus memantau masalah kemiskinan dan kependudukan.
“Saat ini fase kebahagiaan sejahtera, setelah Tingkat Fertilitas Total (TFR) 2,1 berhasil dicapai,” tambahnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, Informasi (Adpin) BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, menyatakan bahwa isu kemiskinan harus menjadi prioritas utama yang harus segera ditangani dan lebih dapat difokuskan. BKKBN tengah menyiapkan kebijakan strategis yang baru.
” tinggal kesepakatan dan finalisasi,” ujar Teguh.
Menurut Teguh, kependudukan dan kemiskinan telah lama menjadi isu utama. “Apakah kedua isu tersebut akan menjadi fokus strategis di periode 2025-2029? Itu adalah tantangan tersendiri,” ungkap Teguh.
Dia berharap agar negara dengan populasi penduduk 270 juta jiwa ini dapat hidup damai dan sejahtera.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Teguh menyatakan bahwa dibutuhkan political will dari pemerintah, meskipun pemerintah sudah berusaha keras menurunkan kemiskinan melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
“BKKBN sebagai K/L akan taat dalam melaksanakan Undang-Undang dan kebijakan yang telah disepakati oleh pemerintah saat ini. BKKBN akan melaksanakan fungsi yang telah diberikan,” pungkasnya.
