Stres dan kondisi mental memainkan peran penting dalam keparahan eksim. Eksim menyebabkan gejala seperti rasa gatal, kemerahan, dan peradangan pada kulit. Kesehatan mental seseorang dapat mempengaruhi reaksi inflamasi dalam tubuh, yang pada gilirannya memperburuk kondisi eksim. Lonjakan hormon stres seperti kortisol dapat memengaruhi kulit dan tubuh secara keseluruhan. Stres juga bisa menyebabkan pelepasan histamin yang dapat memicu eksim dan meningkatkan produksi immunoglobulin E (IgE) yang dapat memperparah rasa gatal. Mikrobioma kulit yang kompleks bisa terganggu akibat stres, dengan kortisol mengubah produksi minyak kulit dan membuat kulit jadi teriritasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat memperburuk kondisi eksim seseorang, menciptakan siklus negatif di mana gejala eksim yang parah dapat mempengaruhi kesehatan mental dan sebaliknya. Dermatolog Dr. Gowri Kabbur menjelaskan bahwa stres internal dapat tercermin pada kulit sebagai eksim, menjadi tanda nyata dari respons tubuh terhadap stres.