Ketika berinteraksi dengan orang lain, penting untuk dapat mengenali tanda-tanda ketidaktulusan agar tidak terjebak oleh orang yang tidak tulus. Hal ini merupakan kualitas yang penting dalam membangun hubungan yang baik dan menjaga kepercayaan. Dalam interaksi sehari-hari, seringkali ketidaktulusan dapat terlihat dalam bentuk sapaan yang bersifat formal, namun dalam hubungan yang lebih dalam, mengenali ketidaktulusan menjadi lebih kompleks.
Menurut penulis artikel di Psychology Today, Shoba Sreenivasan, Ph.D., dan Linda E. Weinberger, Ph.D., orang yang mahir dalam menipu seringkali tampak sangat meyakinkan dan seolah-olah peduli pada orang lain. Mereka bisa menggunakan pujian untuk mengalihkan kritik dan memanfaatkan simpati orang lain untuk keuntungan mereka sendiri. Kemampuan manipulatif ini biasanya ditujukan kepada individu yang mudah percaya, sehingga penting untuk dapat mengenali tanda-tanda ketidaktulusan tersebut.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting untuk bisa mengenali titik buta psikologis dalam diri sendiri. Menurut kedua penulis, kebutuhan psikologis untuk percaya pada hubungan yang kita miliki seringkali bisa mempengaruhi kemampuan kita untuk mendeteksi ketidaktulusan. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada dan mengandalkan intuisi dan penilaian yang obyektif untuk menghindari terjebak oleh orang yang tidak tulus.