Home Kesehatan Kolaborasi Industri dan Pakar Percepat Pengembangan Obat Bahan Alam

Kolaborasi Industri dan Pakar Percepat Pengembangan Obat Bahan Alam

0

Fitofarmaka adalah produk obat berbasis bahan alam yang telah melewati uji praklinis dan klinis, menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). BRIN menyatakan pentingnya percepatan pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka melalui kolaborasi riset lintas sektor, terutama dengan dunia industri. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan tidak hanya memiliki dasar ilmiah yang kuat, tetapi juga layak secara ekonomi dan memiliki nilai tambah.

Sofa Fajriah, Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PR BBOOT) BRIN, mengungkap bahwa hingga tahun 2025, hanya sekitar 20 produk fitofarmaka yang telah teregistrasi, jauh berbeda dengan jumlah produk jamu dan obat herbal terstandar. Sofa berharap bahwa ke depannya, jumlah dan pemanfaatan fitofarmaka dalam layanan kesehatan, termasuk JKN, dapat meningkat, serta minat industri dan produktivitas riset juga akan meningkat.

Dalam pengembangan produk fitofarmaka, identifikasi kendala dan perumusan solusi percepatan pengembangan sangat penting. Sofa menekankan perlunya desain riset yang tidak hanya didasarkan pada bukti ilmiah, tapi juga nilai ekonomisnya serta sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa riset yang dilakukan fokus, efisien, dan dapat diimplementasikan oleh industri.

Di tengah era modern saat ini, ramuan herbal tradisional terus dikembangkan agar tidak terlupakan. Di Desa Nguter, Sukoharjo, yang merupakan sentra pembuatan jamu, masyarakat lokal melakukan modifikasi agar ramuan tradisional tetap relevan. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan produk berbasis bahan alam terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman.

Source link

Exit mobile version