Home Kesehatan Mitos Wanita Lebih Emosional: Potret Stereotip Patriarki

Mitos Wanita Lebih Emosional: Potret Stereotip Patriarki

0

Narasi yang telah berkembang dalam budaya patriarki telah menciptakan dampak negatif bagi semua individu. Menurut Liz Coleclough, seorang pekerja sosial dan ahli terapi trauma, setiap orang memiliki perasaan dan kebutuhan akan hubungan, sehingga tidak seharusnya ada batasan yang diterapkan terkait hal tersebut.

Coleclough menjelaskan bahwa individu bisa mengekspresikan diri, berperilaku, dan mengidentifikasi diri mereka sesuai dengan cara yang berbeda dari stereotip gender yang mungkin diterapkan pada mereka sejak lahir. Namun, ketika seseorang berusaha untuk memasukkan diri ke dalam batasan tersebut, hal itu hanya akan membatasi kemampuan mereka untuk berkembang dan mengekspresikan diri dengan bebas.

Lebih lanjut, Coleclough menyoroti fakta bahwa wanita sering “diperbolehkan” untuk menunjukkan emosi, tetapi hanya pada tingkat yang dianggap sesuai. Wanita boleh menangis, namun tidak diperbolehkan untuk mengekspresikan kemarahan secara terbuka.

Konsep terkait larangan-larangan dan aturan perilaku berdasarkan gender juga dapat memperkuat kejadian kekerasan. Menurut Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Amerika Serikat, satu dari tiga perempuan akan mengalami kekerasan dalam rumah tangga sepanjang hidup mereka.

Coleclough juga menambahkan bahwa dalam lingkungan di mana perempuan dianggap tidak berdaya dan laki-laki dianggap memiliki kekuasaan dan hak, kekerasan semacam itu kemungkinan akan terus terjadi. Selain itu, seringkali tanggung jawab atas kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual masih diletakkan pada korban yang sering dianggap telah melanggar batasan yang ada.

Menurut Coleclough, penting untuk mengubah narasi yang merugikan ini agar semua individu bisa bebas mengekspresikan diri mereka tanpa harus terikat oleh batasan gender dan stereotip yang ada.

Source link

Exit mobile version