Insiden tragis terjadi di Gaza tengah ketika serangan Israel menewaskan setidaknya 15 warga Palestina yang tengah mengantre untuk mendapat suplemen gizi di depan sebuah klinik. Delapan dari korban adalah anak-anak dan dua perempuan. Kelompok bantuan AS, Project Hope, yang mengelola klinik tersebut, menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional. Meskipun militer Israel mengklaim serangannya ditujukan kepada seorang “teroris Hamas,” kerugian yang dialami oleh warga sipil sangat disesalkan.
Tragedi ini terjadi dalam konteks kerusuhan yang lebih luas di wilayah tersebut, dengan total 66 korban tewas dalam serangan menggemparkan pada Kamis lalu. Meskipun ada upaya perundingan antara Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, banyak warga Palestina di Gaza tetap skeptis terhadap peluang kesepakatan tersebut.
Menurut Project Hope, serangan tragis di depan klinik kesehatan Altayara di Deir al-Balah terjadi saat para pasien berkumpul di luar menunggu klinik dibuka untuk menerima perawatan. Suara pesawat tak berawak yang mendekat diikuti oleh ledakan mengerikan, meninggalkan para saksi mata dengan luka fisik dan emosional yang mendalam.
Rekaman grafis dari kejadian tersebut menunjukkan kehancuran dan penderitaan yang diakibatkan, dengan banyak korban, baik dewasa maupun anak-anak, terluka parah atau bahkan tewas. Situasi yang terjadi di Gaza telah menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat internasional, menyoroti perlunya perdamaian dan perlindungan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
